You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
KPID Jakarta: Media Penyiaran Berperan Penting dalam Kesiapsiagaan Bencana
....
photo Rezki Apriliya Iskandar - Beritajakarta.id

KPID Jakarta: Media Penyiaran Berperan Penting dalam Kesiapsiagaan Bencana

Memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang jatuh pada 26 April, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jakarta mengajak masyarakat untuk selalu waspada terhadap bencana yang terjadi. Semua komponen masyarakat berperan dalam kesiapsiagaan bencana tidak terkecuali media penyiaran yang juga memiliki peran penting.

Hal ini menunjukkan media penyiaran menjadi mitra strategis pemerintah dalam menghadapi potensi dan penanggulangan bencana di Indonesia,

Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jakarta, Rizky Wahyuni mengungkapkan, berdasarkan data televisi masih berada di urutan pertama dalam daftar konsumsi media masyarakat dan berikutnya adalah media sosial dan internet. Begitu juga dengan radio yang memiliki jangkauan luas di masyarakat.

"Untuk itu peran media penyiaran dalam penyiaran kebencanaan baik pra-bencana, tanggap darurat maupun pascabencana masih sangat berperan penting dibutuhkan masyarakat terutama dalam memberikan edukasi kebencanaan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Beritajakarta.id, Senin (26/4).

KPID Jakarta Optimistis Ekonomi Bangkit Lewat Penyiaran

Dikatakan Rizky, peran penting media penyiaran baik televisi dan radio terbagi menjadi lima bagian, yaitu sebagai sebagai sumber informasi cepat dan akurat, sebagai media early warning system (EWS) terintegrasi, sebagai media edukasi dan mitigasi, sebagai media trauma healing, dan sebagai media fundraising.

"Kelima peran ini dapat dilakukan oleh media penyiaran sekaligus. Hal ini menunjukkan media penyiaran menjadi mitra strategis pemerintah dalam menghadapi potensi dan penanggulangan bencana di Indonesia," ucapnya.

Menurutnya, Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana, maka masyarakat harus terus dibiasakan memahami potensi bahaya dan mitigasinya agar tetap dapat harmoni tinggal di wilayah yang rentan bencana ini. Peran edukasi dan mitigasi harus dilakukan terus-menerus oleh media penyiaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan membangun budaya sadar bencana. Media penyiaran mengangkat budaya sadar bencana melalui program-program yang digemari masyarakat dengan menyelipkan edukasi kebencanaan seperti pada program sinetron, variety show, budaya, jalan-jalan maupun program hiburan lainnya selain melalui program berita atau siaran jurnalistik.

"Lembaga penyiaran harus dapat memacu para sineas, content creator, production house mengangkat tema-tema penanggulangan bencana, melalui sinetron, film maupun lagu-lagu yang dapat mengedukasi terutama anak-anak," tuturnya.

Rizky melanjutkan, media penyiaran menjadi salah satu bagian dari mata rantai sistem penangulangan bencana di Indonesia. Terlebih wilayah Indonesia berada pada Cincin Api Pasifik (ring of fire). Keberadaan tersebut menjadikan Indonesia menghadapi risiko bencana alam seperti letusan gunung berapi, banjir dan gempa bumi.

"Antisipasi dan penanggulangan risiko bencana-bencana ini tidak akan dapat dicapai tanpa dilakukan edukasi terhadap masyarakat agar memiliki kesadaran kesiapsiagaan bencana. Edukasi adalah sebuah proses panjang, tidak instan dan perlu konsistensi semua pihak untuk mendukungnya termasuk peran lembaga penyiaran," ungkapnya.

Rizky mengatakan, peran media penyiaran efektif dalam penyampaian penyebaran informasi kebencanaan dengan kekuatan 728 jumlah lembaga penyiaran swasta (LPS) televisi serta lebih dari 3000 radio yang tersebar di Indonesia. Ditambah dengan biro maupun kontributor di setiap daerah menjadikan media penyiaran sebagai media yang dengan cepat dan sistematis menyampaikan informasi menjangkau hingga pelosok desa di Indonesia.

Dia menambahkan, kecepatan informasi untuk sampai ke masyarakat tentu harus dibarengi dengan akurasi atau kebenaran sumber informasi. Selain cepat dan akurat, tidak kalah penting adalah pemahaman kebencanaan oleh awak media atau tim liputan di lapangan maupun di studio dalam penyiaran kebencanaan.

"Tingkat pemahaman awak media akan sebuah bencana menjadikan informasi yang disampaikan tidak hanya sekadar benar tapi juga memiliki rasa empati terhadap sebuah bencana yang terjadi," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Kolaborasi Transjakarta - Telkomsel Tingkatkan Pelayanan bagi Pelanggan

    access_time19-12-2024 remove_red_eye1446 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Pemprov DKI Tetapkan UMSP 2025, Ini Rinciannya

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1367 personFolmer
  3. Operasi Modifikasi Cuaca Efektif Kurangi Curah Hujan di DKI

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1281 personBudhi Firmansyah Surapati
  4. Transjakarta Uji Coba Layanan 'Open Top Tour of Jakarta'

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1242 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Pemprov DKI Raih Penghargaan Indeks Reformasi Hukum dari Kementerian Hukum RI

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1122 personFolmer